Mayat Ibu dan Anak di Simpang Jernih Aceh Timur, Tengkorak Kepala Pecah, Tulang Iga dan Rahang Patah

acehbaru.com – Hasil otopsi yang dilakukan unit identifikasi Satreskrim Polres Aceh Timur, terhadap kedua jenazah ibu dan anak di rumah sakit Bhayangkara Medan, diketahui kedua tengkorak jenazah mengalami pecah.
“Berdasarkan hasil pendampingan yang dilakukan oleh unit identifikasi Satreskrim Polres Aceh Timur, saat dilakukan autopsi terhadap jenazah Siti Fatimah diketahui tengkorak bagian wajah Siti Fatimah hancur.
Begitu juga tengkorak kepala bagian atas Nadatul Afraa juga pecah,” ungkap Kapolres Aceh Timur, AKBP Eko Widiantoro SIK MH, melalui Kasat Reskrim AKP Dwi Arys Purwoko SIP SIK
Selain tengkorak kepala pecah ungkap, Kasat Reskrim, tulang iga sebelah kiri Siti Fatimah juga patah. Begitu juga rahang sebelah kiri Nadatul Afraa juga patah.
“Penyebabnya diduga akibat terbentur benda tumpul. Sedangkan pada tubuh kedua korban tidak ditemukan luka bekas benda tajam,” ungkap Kasat Reskrim.
Meninggalnya kedua korban, ungkap Kasat Reskrim, diduga akibat kehabisan darah.
“Keduanya diperkirakan sudah meninggal dunia 72 jam saat ditemukan,” ungkap Kasat Reskrim.
Saat proses autopsi, ungkap AKP Dwi, turut disertakan barang bukti yang diamankan dari tempat kejadian perkara (TKP). Diantaranya dua helai baju kedua korban, dan satu buah anting yang diamankan dari telinga kanan korban Nadatul Afraa.
Kasat Reskrim AKP Dwi, mengatakan untuk hasil rilnya, Polres Aceh Timur, masih menunggu dari pihak rumah sakit Bhayangkara Medan.
Diketahui Warga Senin 15 Februari 2021
Jenazah ibu dan anak yang ditemukan di bawah kolong tempat tidur di rumahnya di Dusun Jati, Desa Simpang Jernih, Aceh Timur, diduga korban pembunuhan
“Dugaan sementara korban pembunuhan. Namun motifnya sedang dalam penyelidikan, pasalnya harta korban tidak ada yang hilang dari rumahnya,” ungkap Kapolres Aceh Timur AKBP Eko Widiantoro SIK MH, melalui
Plt Kapolsek Simpang Jernih Ipda Rudiono SH.
Secara kasat mata, jelas Ipda Rudiono, tidak terlihat luka pada tubuh kedua korban karena kondisi jenazah sudah membengkak dan mencair.
“Begitu juga benda berharga pada tubuh korban, ada yang hilang atau tidak belum diketahui karena jenazah sudah membengkak, dan saat ini masih dalam proses otopsi di rumah sakit Bhayangkara Medan,” ungkap Rudi.
Tujuan otopsi ini, ungkap Rudi, untuk menemukan bukti apakah korban dibunuh menggunakan benda tajam atau benda tumpul.
“Karena di lokasi kita juga tidak menemukan benda tajam. Tapi kita akan melakukan olah TKP kembali,” ungkap Rudi.
Rudi mengatakan, kedua jenazah diperkirakan sudah meninggal tiga atau empat hari yang lalu.
“Kejadiannya diduga Kamis malam (malam Jum’at), saat itu di Simpang Jernih dilanda hujan deras. Selain itu, rumah korban berjarak 50 meter dengan tetangga, serta berjarak sekitar 300 meter dari Polsek Simpang Jernih,” ungkap Rudi.
Selama ini, korban hanya tinggal berdua di rumahnya.
Sedangkan dua anak laki-laki korban yang tinggal di desa setempat, juga sudah berumah tangga.
“Sebelum rumah didobrak paksa oleh warga Senin siang, saat itu kondisi rumah dalam keadaan terkunci dari luar dan dalam,” ungkap Rudi.
Pendobrakan itu sendiri, dilakukan warga karena sudah tiga hari korban tak terlihat dan berulang kali ditelepon anaknya tidak ada jawaban.
Lalu, warga mendatangi rumah dan ditemukan banyak lalat di teras rumah.
Kemudian warga mendobrak pintu dan menemukan dua jenazah di bawah kolong tempat tidur.
“Saat ini kita sudah melakukan olah TKP, mengumpulkan barang bukti, dan mengumpulkan keterangan dari masyarakat. Dugaan sementara, pelaku dalam kejadian ini satu orang,” tukasnya.
Sebelumnya diberitakan, warga Kecamatan Simpang Jernih, digegerkan dengan penemuan dua mayat wanita di bawah kolong tempat tidur di rumah warga di Dusun Jati, Desa Simpang Jernih, Senin (15/2/2021) siang sekitar 12.30 WIB. (sumber serambi)

Facebook
Twitter
WhatsApp
LinkedIn

Berita Terkait