Soal Proyek "Odong-odong" MP3EI, Gubernur Aceh Ancam Pemerintah Pusat

acehbaru.com | Bireuen – Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah, meminta pemerintah pusat serius membangun jalur kereta api Aceh. Soalnya, sudah 12 tahun berlalu, tapi jalur kereta api Aceh-Sumatera Utara tak kunjung rampung dikerjakan, baru terealisasi 11,3 km, itu pun hanya di wilayah Aceh Utara saja.

Untuk menghidupkan kembali kereta api Aceh dan bermanfaat bagi masyarakat banyak, kata Gubernur Zaini, sudah seharusnya pemerintah pusat serius melanjutkan pembangunan rel kereta api dari Krueng Mane ke Bireuen hingga ke Banda Aceh sampai selesai. Apalagi tahun 2015 telah dianggarkan dana Rp 900 miliar untuk kelanjutan pembangunan jalur kereta api Krueng Mane-Bireuen.

“Boleh bangun jalur kereta api, tapi jangan di jalur yang padat atau kawasan ramai penduduk. Selain itu, juga harus ada pagar pengaman. Tapi kalau tidak serius dibangun, lebih baik kereta api tidak ada di Aceh. Saya punya program lain untuk pembangunan Aceh,” kata Gubernur Zaini , Jumat 19 September 2014.

Gubernur Zaini ditanyai Serambi saat singgah dalam kunjungan kerjanya ke Aceh Utara di Le Parte, kafe yang dikelola Nashiruddin bin Ahmed, mantan ketua Juru Runding GAM pada masa CoHA, di kompleks Murni Square, Bireuen, Minggu sore.

Gubernur juga mengatakan, mengingat tahun 2015 sudah diprogramkan kelanjutan jalur kereta api Aceh, dia mengimbau masyarakat yang lahannya terkena jalur kereta supaya mendukung sepenuhnya proyek tersebut dengan tidak menaikkan harga sesukanya. “Harga pembebasan lahan untuk jalur kereta api harus sesuai dengan ketentuan, jangan memasang harga yang bisa menghambat pembangunan jalur kereta api. Jadi, mari sama-sama kita mendukungnya,” ujar Zaini didampingi Tgk Nashiruddin bin Ahmed yang tahun 2006 pernah dinominasikan eks kombatan GAM sebagai calon gubernur Aceh, tapi ia tampik.

Gubernur Zaini menilai, kereta api di lintasan Krueng Geukueh-Krueng Mane itu seperti kereta api pura-pura. Soalnya, hanya sempat beroperasi beberapa bulan, lalu Juni lalu terpaksa digudangkan karena kurang bermanfaat bagi masyarakat. Terjadinya beberapa kali kecelakaan di lintasan kereta itu juga mendorong DPRK Aceh Utara mengusulkan kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) di Medan untuk menyetop sementara operasionalnya.

Sementara itu, calon Anggota DPR RI asal Aceh, Anwar Idris mengatakan, bersama Anggota DPD dan DPR RI lainnya yang tahun ini terpilih mewakili Aceh, akan perjuangkan proyek kereta api Aceh itu sampai rampung 100 persen (sepanjang 450 km).

“Pembangunan rel kereta apinya sudah dilakukan sejak tahun 2002. Tapi sampai 2014, atau setelah 12 tahun berjalan, panjang rel kereta yang bisa dilalui lokomotif baru 11,3 km, dengan rute Krueng Geukueh-Bungkah-Krueng Mane, Aceh Utara,” kata politisi PPP ini yang dihubungi Serambi di Banda Aceh, Minggu (21/9) pagi.

Sekretaris Komisi B DPRA ini menyatakan, kalaulah ada sekelompok orang mengatakan kereta api yang beroperasi di lintasan Aceh Utara itu seperti “odong-odong”, tidaklah salah. Soalnya, tak ada di dunia mana pun rute jalan kereta api yang fungsinya untuk transportasi publik, tapi panjang rel yang bisa dilalui hanya 11,3 km.

Anwar mengaku geram terhadap pemerintah pusat karena terkesan setengah hati mendanai proyek politis tersebut. Padahal, fungsinya diniatkan Presiden BJ Habibie kala itu adalah untuk kebutuhan mendasar memecahkan masalah transportasi publik untuk masa depan Aceh. Terutama ketika jumlah penduduk Aceh nantinya sudah berada di atas 10 juta jiwa. “Pada saat itu, jalur kereta api lintas timur-utara Aceh, sudah menjadi kebutuhan publik, tidak hanya untuk penumpang, tapi juga barang,” demikian Anwar Idris. |aceh.tribunnews|

Facebook
Twitter
WhatsApp
LinkedIn

Berita Terkait